PENGARUH PACARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA SMA DARUL ULUM KEPOHBARU
Guru Pembimbing:
MOCHAMAD MA’SUN, S.Pd.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh:
1. NUZUL FITRIYAH (20)
2. NUR NISA’ADAH (19)
3. DWI ASTUTIK (08)
4. M. BENI SAPUTRA (17)
5. IMAM SYARIFUDIN (15)
KELAS XI IS 1
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF
SMA DARUL ULUM KEPOHBARU
2010/2011
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jangan mencintai pacar secara berlebihan, melebihi cintamu kepada Allah dan juga kedua orangtuamu”
“Satukan tekatmu, kobarkan semangatmu, demi meraih prestasi gemilang”
Makalah ini kami persembahkan untuk:
Siswa-siswi SMA Darul Ulum Kepohbaru, khususnya kelas XI IS1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan atas kehadirat Illahi Robbi yang mana atas limpahan rahmad serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Pacaran terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru” dengan lancar tanpa halangan apapun.
Selanjutnya, ucapan terima kasih kepada Bapak Mochamad Ma’sun, S.Pd., selaku pembimbing serta semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak/Ibu guru maupun teman-teman. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi yang membaca. Amien.
Kepohbaru, 22 Nopember 2010
Penyusun
ABSTRAK
Fitriyah, Nuzul, Nur Nisa’adah, Dwi Astutik, Beni Saputra, Imam Syarifudin. 2010. Pengaruh Pacaran terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru.
Makalah ini menjelaskan tentang pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru. Seperti kita ketahui, pacaran merupakan hal yang sudah biasa dijalani oleh remaja saat ini. Salah satu remaja yang menjalani pacaran adalah siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru. Di dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian pacaran, pengertian prestasi belajar siswa, pengaruh positif dan negarif pacaran. Penelitian tentang pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru, serta hasil penelitian tersebut. Makalah ini sangat menarik, maka baca dan pahami isinya. Selamat membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pacaran, siapa orang yang tak tahu dengan istilah satu ini. Zaman sekarang siswa SD dan murid-murid taman kanak-kanak pun sudah pintar memakai istilah ini. Istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah proses yang lebih dikenal dengan proses penjajakan antara lawan jenis. Penjajakan tersebut meliputi banyak aspek dari orang yang akan dijajaki, baik terkait fisik maupun non fisik.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 32:
“Janganlah kamu sekalian mendekati perzinaan, karena zina itu adalah peruatan yang keji…..”(QS. Al-Isra: 32).
Istilah pacaran yang yang dilakukan oleh anak-anak muda sekarang ini tidak ada dalam Islam. Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa pertunangan keduanya boleh bertemu dan berbincang-bincang di tempat yang aman, maksudnya ada orang ketiga meskipun tidak terlalu dekat dengan mereka. Jika lawan jenis yang diajak pacaran tadi dirasa cocok dan memenuhi criteria yang diinginkan, maka cita-cita selanjutnya adalah ingin hidup bersama orang yang dipacari tadi. Itu adalah tujuan yang dianggap paling mulia dari proses pacaran. Namun pacaran juga memiliki banyak aspek keburukan. Ada orang yang berpacaran hanya untuk memenuhi hasrat nafsu, biasanya ini terjadi dikalangan remaja termasuk para siswa. Secara fisik dan materi sangat-sangat belum siap untuk menikah dan membangun rumah tangga, namun karena terikat dengan trend berpacaran, akhirnya para remaja pun menjalani proses ini.
Dengan menulis makalah ini, penulis bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh pacaran bagi prestasi siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru yang menggunakan populasi 24 anak dari kelas penulis, yaitu kelas XI IS1 dan penulis mengambil sampel 2 anak diantara teman-teman penulis. Penulis mengambil tema tersebut karena banyak siswa-siswi terutama pada siswa SMA DArul Ulum Kepohbaru, yang melakukan pacaran. Semoga dengan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca makalah ini.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas kami memilih untuk mengupas masalah pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar siswa SMA DArul Ulum Kepohbaru karena menurut kami masih ada banyak fakta yang terungkap mengenai pacaran dan tingkat prestasi belajar siswa SMA DArul Ulum Kepohbaru.
Pacaran sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa dan nilai raport mereka di sekolah. Siswa yang mempunyai pacara biasanya suka berdandan, sering kuluar untuk berkencan, menghabiskan banyak waktu, fikiran, tenaga dan uang untuk pacar. Tetapi ada juga siswa yang semakin semangat dalam belajar.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah pacaran sangatlah luas luas dan kompleks. Agar pembahasan lebih terarah. Makalah ini hanya membahas aspek yang penting . aspek yang kami bahas meliputi:
1. Apa yang dimaksud dengan pacaran?
2. Apa yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa?
3. Apa saja pengaruh positif dan negative pacaran?
1.4 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menuntaskan tugas yang telah diberikan penulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan makna pacaran dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
3. Melatih kita dalam melakukan wawancara.
1.5 Manfaat
1. Supaya pembaca lebih mnengutamakan sekolah daripada pacaran.
2. Adanya sikap saling kerja sama dalam menyelesaikan tugas.
3. Agar siswa-siswi lebih bersemangat dalam menggapai prestasi belajar yang tinggi.
1.6 Definisi Operasional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, define operasional dari:
1. Pengaruh : Daya yang timbul dari sesuatu atau orang lain.
2. Pacaran : Tindakan bercinta-cintaan atau berkasih-kasihan dengan sang pacar.
3. Terhadap : Kata depan untuk menandai arah
4. Prestasi : Hasil yang dicapai
5. Belajar : Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman yang telah ditetapkan bersama.
6. Siswa : Murid terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
7. SMA : Sekolah umum selepas sekolah menengah pertama (SMP) sebelum perguruan tinggi.
8. Darul : Alam atau tempat
9. Ulum : Berasal dari kata ilmu
10. Kepohbaru : Berasal dari nama sebuah kecamatan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Pacaran
Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Menurut pandangan Ibnu Qoyyim, pacaran adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya.
Menurut Muhammad Naufal, hubungan antara pria dan wanita dibagi menjadi dua, yaitu hubungan mahram dan hubungan nonmahram. Hubungan mahram adalah seperti yang disebutkan dalam Surah An-Nisa 23, yaitu mahram seorang laki-laki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh laki-laki) adalah ibu (termasuk nenek), saudara perempuan (baik sekandung ataupun sebapak), bibi (dari bapak ataupun ibu), keponakan (dari saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik itu asli ataupun tiri dan termasuk di dalamnya cucu), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Maka, yang tidak termasuk mahram adalah sepupu, istri paman, dan semua wanita yang tidak disebutkan dalam ayat di atas. Hubungan yang kedua adalah hubungan nonmahram, yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan), larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak bisa berpergian lebih dari tiga hari dan tidak bisa menjadi walinya.
Firman Allah SWT yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra: 32).
“Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya …’.” (An-Nur: 30–31).
2.2 Tahapan dalam Pacaran
1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat-sifat yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya, akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, "I LOve You". Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan? pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.
3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah
Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan,? dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
2.3 Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan prestasi belajar peserta didik, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini kami menggunakan:
1. Metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menyusun kata-kata dan kalimat yang bersumber dari buku-buku, artikel dan majalah.
2. Metode penelitian observatif, yaitu dengan mewawancarai dua siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru yang pernah berpacaran.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang kami gunakan untuk penelitian makalah ini adalah di SMA Darul Ulum Kepohbaru, khususnya kelas XI IPS1 pada tanggal 12 Nopember 2010.
3.3 Objek Penelitian
Dalam objek penelitian ini kami mengambil dua sampel dari siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru khususnya kelas XI IPS1. Jadi penelitian kami berkembang dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini kami menggunakan teknik kualitatif, karena makalah ini disusun berdasarkan penuturan dan data yang berupa pendapat-pendapatyang telah dikemukakan oleh para ulama atau orang yang berkompeten dalam masalah ini.
3.5 Sumber Data
Data yang dikemukakan dalam makalah ini, kami peroleh melalui berbagai cara. Pertama, dengan membaca buku-buku sumber yang ada hubungannya dengan pacaran. Kedua, memalui artikel internet dan majalah. Ketiga, data juga diperoleh memalui wawancara dengan nara sumber yang berkompeten.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Pacaran
Pacaran merupakan hubungan antara lawan jenis atau laki-laki dengan perempuan yang emmpunyai hubungan khusus dan melebihi dari status teman. Biasanya orang-orang banyak yang sudah melakukan hubungan tersebut karena hubungan tersebut telah umum di mana saja. Pada umumnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya tindakan pacaran terhadap remaja masa kini. Misalnya: pengaruh sinetron tapi ada juga yang meniru kehidupan orang-orang di sekitar mereka.
Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”
Pacaran bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan, tetapi juga bukan hal termudah di dunia. Maklum pacaran tidak melibatkan satu orang saja, tetapi dua orang. Susah sekali kalau hanya kita saja yang serius, sementara pacar kita hanya main-main. Oleh Karena itu, kita harus ekstra hati-hati membaca tindakan pacar kita. Kita harus menyelidiki apakah pacar kita benar-benar saying dan serius menjalin hubuungan dengan kita.
4.2 Pengetian Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajara siswa di sekolah. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai rapornya yang bagus.
Kesuksesan yang diperoleh dan ilmu pengetahuan yang didapat. Dalam kehidupan kita di dunia ini tidak ada seorang pun yang tidak ingin berprestasi, seandainya ada orang yang tidak ingin berprestasi, sebenarnya tidak mempunyai tujuan atau cita-cita hidup.
Untuk mencapai prestasi belajar , kita perlu mengubah sikap yang tidak baik menuju pada suatu sikap dan tindakan yang lebih baik. Dalam hal ini kita perlu mempersiapkan diri dan bersedia untuk mengambil resiko demi mencapai prestasi yang cemerlang. Ada beberapa faktor yang perlu ada pada diri kita untuk mencapai prestasi belajar.
Pertama, kita seharusnya memiliki cita-cita. Dengan adanya wawasan, kita akan berusaha secara total mencapai cita-cita itu, sehingga dapat diwujudkan menjadi ssuatu kenyataan.
Kedua, kita hendaknya membuang malas, karena sikap malas adalah salah satu musuh dan penghalang kita untuk mencapai pretasi. Prestasi hanya akan dapat diperoleh dengan berusaha dan bukan dengan bermalas-malasan. Oleh sebab itu, kita perlu menanamkan di dalam diri kita sikap rajin berusaha dan ingin selalu mencoba, lebih bi kita menconba sesuatu tetapi gagal, daripada tidak mencoba tetapi merasa gagal dalam berprestasi.
Ketiga, `kita haruslah berfikir positif untuk berbuat sesuatu. Setiap teguran dan kritikan perlu dianggap sebagai suatu hal yang positif, kita tidak harus marah atas teguran serta kritikan orang lain. Dari kritikan inilah kita dapat mengetahui antara yang benar dan yang salah untuk dapat dijadikan acuan dalam membangun potensi diri muneju prestasi.
Keempat, menempatkan sifat malu sesuai pada kedudukannya. Seandainya kita malu untuk bertanya terhadap segala sesuatu yang bermanfaat, maka apa yang hendak kita capai akan mengalami hambatan. Malu memang harus kita miliki, tetapi hanya dalam hal berbuat sesuatu yang tidak baik serta dilarang oleh ajaran agama. Adapun dalam berbuat sesuatu yang baik justru dapat membuat kita berhasil dalam mencapai prestasi, kita tidak boleh malu.
4.3 Pengaruh Positif dan Negatif Pacaran
Pacaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh positif pacaran terhadap prestasi belajar siswa antara lain:
1. Bisa untuk saling menginggatkan dalam hal-hal positif;
2. Sebagai penyemangat dalam belajar;
3. Bisa menjadi teman curhat;
4. Bisa menjadi orang yang selalu ada dimanampun kita berada.
Sedangkan pengaruh negative pacaran terhadap prestasi belajar siswa antara lain:
1. Bisa membuat amalas belajar;
2. Bisa membuat nilai menjadi turun;
3. Bisa menyita waktu belajar untuk pacaran;
4. Pacaran bisa menjerumuskan kita pada seks bebas yang dapat mengarah pada penggunaan obat-obat berbahaya, hal-hal pornografi bahkan narkoba.
4.4 Penelitian tentang Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru
Kami melakukan penelitian dengan cara mewawancarai dua teman sekelas kami. Kegiatan wawancara kami laksanakan pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 12 Nopember 2010
Jam : 10.40 WIB
Tempat : SMA Darul Ulum Kepohbaru
Dalam penelitian ini penulis menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk penelitian agar menjadi mudah, antara lain: kertas, bolpoint, pensil, penghapus, buku-buku perpustakaan.
4.5 Hasil Penelitian
Pertanyaan:
1. Menurut anda apakah pacaran itu perlu? Jelaskan!
2. Pengaruh apakah yang terjadi jika siswa terlalu sering berpacaran?
3. Apa dampak yang terjadi jika siswa sering berpacaran?
4. Apakah dampak positif dan negative pada hubungan berpacaran?
5. Menurut anda, bisakah karena berpacaran berpacaran prestasi belajar menurun? Beri alasannya!
Jawaban:
Siswa 1 (A. Fahrur Aghis)
1. Perlu, karena pacaran merupakan hal yang sangat biasa dan wajar bagi remaja terutama siswa SMA Darul Ulum Kepohbaru.
2. Biasanya lupa belajar, lupa waktu untuk sholat dan mebuang-buang waktu karena dipergunakan untuk pacaran.
3. Biasanya siswa-siswi cenderung menurun karena pacaran terus-menerus.
4. Dampak positif
- Bisa juga untuk saringan dalam pelajaran.
- Untuk motivasi dalam pelajaran karena mendapat dukungan dari pacar.
Dampak negatif
- Membuang-bunag waktu karena hanya dipergunakan untuk pacaran.
- Menjadi malas belajar karena terus menerus untuk pacaran.
5. Bisa, karena terlalu sering berpacaran siswa-siswi lupa untuk belajar.
Siswa 2 (Ariska Rahmawati)
1. Tidak perlu, karena belum waktunya berpacaran dan pacaran adalah hal yang mendekati zina, meliputi mata, zina tangan dan zina lisan. Contohnya rayuan, pandangan mata, pegang-pegangan tangan dan yang lebih parah lagi adalah zina kelamin.
2. Malas belajar, membuang-buang waktu sehingga nilai ulangan menurun.
3. Lupa akan waktu belajar dan menganggap semuanya tidak penting.
4. Dampak positif
- Dapat mengetahui watak dan cirri-ciri dari kekasih lawan jenis.
- Sebagai penyemangat hidup.
Dampak negatif
- Pelajar cenderung malas belajar sehingga nilai pelajaran merosot.
- Membuang-buang waktu untuk pacaran.
5. Bisa, karena siswa menjasi malas belajar, karena terlalu mementingkan pacaran daripada belajar sehingga lupa waktu untuk belajar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas kami dapat menyimpulakan bahwa:
1. Pacaran merupakan hubungan antara lawan jenis atau laki-laki dengan perempuan yang emmpunyai hubungan khusus dan melebihi dari status teman.
2. Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajara siswa di sekolah.
3. Pengaruh pacaran bagi pelajaran dapat merugikan diri sendiri, karena sangat berlebihan sehingga lupa waktu untuk belajar dan menganggap pacar adalah segala-segalanya.
5.2 Saran
Semoga ini memberika informasi dan bermanfaat bagi kita semua. Sebaiknya kita tidak terlebih dahulu berpacaran karena masih pelajar. Kita harus lebih mengutamakan belajar daripada pacaran. Meskipun kita berpacaran, kita harus ekstra hati-hati membaca tindakan pacar kita, apakah dia benar-benar saying dan serius menjalin hubungan dengan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2010. “Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. www.google.com. 6 Nopember.
Nasution, S. 2010. “Pengertian Prestasi Belajar”. www.google.com. 6 Desember.
Naufal, Muhammad. 2010. “Hukum Berpacaran menurut Pandangan Islam”. www.google.com. 16 Nopember.
Purnomo, Erwin. 2010. “Dampak Pacaran terhadap Pelajar”. www.google.com. 6 Nopember.
Afriyanto, Yusep. 2010. “Pacaran menurut Islam”. www.google.com. 16 Nopember.
Yuwono, Trisno. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: ARKOLA.
Tim Penyusun. 2006. Kewarganegaraan Kelas XI untuk SMA/MA. Klaten: Cempaka Putih.
Tim Redaksi. 2007. ANGKASA Edisi Ke-2. Surabaya: PT. PEDANA OFFSET.
Lampiran 1
DAFTAR ANGKET SISWA-SISWI
Nama siswa yang diwawancarai : A. Fahrur Aqhis
1. Menurut anda apakah pacaran itu perlu? Jelaskan!
2. Pengaruh apakah yang terjadi jika siswa terlalu sering berpacaran?
3. Dampak apakah yang terjadi jika siswa sering berpacaran?
4. Apakah dampak positif dan negative pada hubungan berpacaran?
5. Menurut anda, bisakah karena berpacaran berpacaran prestasi belajar menurun? Beri alasannya!
Lampiran 2
DAFTAR ANGKET SISWA-SISWI
Nama siswa yang diwawancarai : Ariska Rohmawati
1. Menurut anda apakah pacaran itu perlu? Jelaskan!
2. Pengaruh apakah yang terjadi jika siswa terlalu sering berpacaran?
3. Dampak apakah yang terjadi jika siswa sering berpacaran?
4. Apakah dampak positif dan negative pada hubungan berpacaran?
5. Menurut anda, bisakah karena berpacaran berpacaran prestasi belajar menurun? Beri alasannya!