Laman

Rabu, 01 Juni 2011

PENGGUNAAN GAYA BAHASA (MAJAS) DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND PADI

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA (MAJAS) DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND PADI Disusun Oleh: SIGIT GUNAWAN, S.Pd. SMP NEGERI 2 MODO-LAMONGAN TAHUN 2010 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyusun dan meyelesaikan laporan hasil penelitian Bahasa Indonesia dengan Judul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi”. Pada kesempatan ini, sebelumnya penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua yang telah membantu terciptanya Laporan hasil Penelitian Bahasa Indonesia dengan Judul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” ini. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan laporan hasil penelitian Bahasa Indonesia dengan Judul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak atau pembaca yang kami harapkan, demi kebaikan dalam penyusunan karya tulis ini. Semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk menambah dan mengetahui khasanah ilmu pengetahuan. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb Sumberrejo, 10 Pebruari 2010 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….. i KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………… 1.3 Tujuan…………………………………………………………………………. 1 2 2 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Grup Band Padi…………………………………………………………………. 2.2 Album-album Padi……………………………………………………………… 2.3 Pengertian Gaya Bahasa……….…………………………………………… 2.4 Macam-macam Gaya Bahasa……………………………………………... 2.4.1 Gaya Bahasa Perulangan/Repetisi………..………………………. 2.4.2 Gaya Bahasa Pertentangan…………………………………………. 2.4.3 Gaya Bahasa Pertautan..……………………………………………. 2.4.4 Gaya Bahasa Perbandingan………………………………………… 3 5 5 6 6 6 6 7 BAB III PEMBAHASAN 4.1 Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lagu “Mahadewi”………….. 4.2 Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lagu “Kasih tak Sampai”….. 8 9 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….. 4.2 Saran…………………………………………………………………………. 11 13 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dengan suatu irama atau nada. Irama dan nada yang dipadukan disebut juga dengan musik. Dalam lagu-lagu yang kita dengarkan cara penyampaian pikiran dan perasaan akan menimbulkan berbagai gaya bahasa. Gaya bahasa menghidupkan atau memberi roh pada kalimat dalam lagu-lagu tersebut. Gaya bahasa juga akan menimbulkan reaksi berupa rasa sedih atau gembira pada penikmat musik. Ada dari lirik lagu yang menggunakan gaya bahasa repetisi, yaitu dengan mengungkapkan hal secara berulang-ulang, menggunakan gaya bahasa metafora, yaitu menggungkapkan hal dengan bahasa kias seperti perbandingan, gaya bahasa perumpanaan, yaitu suatu perbandingan yang tediri dari dua hal yang berlainan, tetapi dinyatakan sama. Gaya bahasa personifikasi, yaitu suatu jenis gaya bahasa yang menerapkan sifat-sifat manusia dengan benda yang tak bernyawa, dan banyak lagi gaya bahasa yang digunakan oleh pencipta lagu. Pada kesempatan ini, lagu-lagu dari grup band “Padi” kita kupas untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa atau majas. Adapun lagu-lagu yang akan kita cari berjudul Mahadewi dan Kasih tak Sampai, Judul makalah ini adalah “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi”. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam laporan hasil penelitian yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” adalah antara lain: (1) gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu “Mahadewi” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi”? (2) gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu “Kasih Tak Sampai” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi”? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan laporan hasil penelitian yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” adalah antara lain: (1) mengentahui gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu “Mahadewi” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi”? (2) mengentahui gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu “Kasih Tak Sampai” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi”? 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari laporan hasil penelitian yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” adalah antara lain: (1) untuk mengetahui dengan jelas gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu “Mahadewi” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi”? (2) untuk mengetahui dengan jelas gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu “Kasih Tak Sampai” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi”? BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Grup Band Padi Dibentuk 8 April 1997, grup ini merupakan wadah kreativitas seni lima mahasiswa Universitas Airlangga. Semula bernama 'Soda', namun kemudian diganti menjadi 'Padi' ("Padi makanan orang susah," demikian kata salah seorang personalnya). Nama ini dipilih juga karena bersifat "sangat membumi". Lebih jauh, mereka tidak hanya mengambil filosofinya saja, semakin berisi semakin merunduk, tapi juga melihat fungsinya yang melambangkan kesejahteraan. Diawali dari bermain musik dari satu panggung ke panggung lain, grup ini akhirnya dikontrak untuk masuk dunia rekaman. Album-album Padi cukup sukses menembus pasar musik Indonesia. Beberapa pengamat menyimpulkan aransemen musik padi yg dinamis dan lebih kompleks dari rata-rata lagu oleh grup band Indonesia yang seangkatan adalah salah satu penyebab kesuksesan tersebut. Pada awal kemunculannya di tahun 1998 khasanah band Indonesia didominasi oleh lagu-lagu dengan aransemen sederhana dengan tempo sedang cenderung lambat. Ciri lain band-band Indonesia pada masa tersebut adalah cukup dominannya instrumen keyboard pada band-band terkemuka. Karakter Keyboard/Organ mempengaruhi gaya musik menjadi minim distorsi dan cenderung melodik. Hal ini tampak pada band-band pencetak hits saat itu seperti Kahitna, Dewa 19 dengan album Pandawa Lima-nya, maupun Slank sesaat sebelum perombakan formasi di mana Indra Q masih tampil sebagai keyboardist. Lain Dunia Padi kemudian mendobrak dengan formasi tanpa keyboard melalui album pertama mereka Lain Dunia (1999). Formasi semacam ini membuat eksplorasi teknik permainan gitar begitu dominan, maka wajar jika lagu-lagu yang dihasilkan cenderung penuh ditorsi. Apalagi ditunjang oleh gaya permainan dua gitarisnya, Satriyo Yudi Wahono (Piyu) dan Ari Tri Sosianto, yang berbeda satu sama lain, Padi mendobrak dengan lagu-lagu kompleks yang ditandai dengan aransemen dua gitar yang hampir selalu berbeda dalam tiap frasa dalam tiap lagu. Album ini mendapatkan platinum pada bulan April 2000 dan quadraple platinum di tahun 2001. Sesuatu Yang Tertunda Pada tahun 2001, Padi mengeluarkan album kedua mereka Sesuatu Yang Tertunda. Album ini mampu terjual sebanyak 1,6 juta kopi dan mendapat 10x Platinum di tahun 2002. Save My Soul Save My Soul adalah nama album musik ketiga Padi. Album ini diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2003. Dalam lagu "Sesuatu Yang Tertunda", Padi berduet dengan musikus pujaan mereka, Iwan Fals. Selain Iwan Fals, kolaborator lainnya yang terdapat dalam album ini termasuk musisi Australia yang merupakan pemain saksofon, Robert Burke dan pianis Kiernan Box, Adjie Rao (perkusi), dan penyanyi Astrid Sartiasari. Nasib album ketiga tersebut, meski tak bisa dibilang gagal, tapi tak segemerlap dua album sebelumnya.[1] Padi Setelah 22 bulan masa proses penggarapan, album keempat mereka keluar pada bulan Mei 2005 yang diberi nama kelompok band itu sendiri, Padi. Keseluruhan lagu dalam album terbaru Padi mengajak penggemarnya menikmati lirik-lirik manis tentang jatuh cinta, sikap bijaksana dan keengganan untuk diam menghadapi masalah. Salah satu lagu andalan, "Menanti Sebuah Jawaban", di album keempat Padi pun dijadikan lagu tema sebuah film layar lebar berjudul Ungu Violet. Album inipun dipenuhi oleh para kolaborator yang menyumbang aneka sound pada lagu-lagu Padi. Bubi Chen dengan piano Jazz-nya, Abadi Soesman dengan permainan Hammond yang vintage, Kousik Dutta dengan sentuhan Tabla, Idris Sardi dengan Violin yg dominan di lagu penutup Side B. Seperti pengakuan para personel Padi,bagi mereka album ini adalah cerminan pencerahan dan pengalaman spiritual yang dialami selama proses pembuatan,maka tidak heran lirik dan aransemen bergeser cukup signifikan dari tema-tema dalam dan cenderung "gelap" pada album Save My Soul,menjadi ringan dan penuh semangat.Namun bobot tiap-tiap lagu tampak berusaha tetap dijaga dengan menghadirkan musisi-musisi berpengalaman sebagai kolaborator seperti yang telah disebutkan. [2] 2.2. Album-album padi Tak Hanya Diam Setelah lebih dari 2 tahun vakum dari dapur rekaman, Padi menggebrak dengan album baru Tak Hanya Diam. Album yang berisi 10 lagu ini tak lagi bertemakan 'interpersonal' (cinta) seperti 4 album sebelumnya, namun meluas menjadi kepedulian dari reaksi mereka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Inti pesan dari lirik-lirik di dalam album Tak Hanya Diam terfokus pada soal tidak berfungsinya komunikasi yang berakibat beberapa bencana yang timbul secara beruntun di Indonesia. Seperti tsunami dan gempa bumi. Tak hanya temanya, peluncuran album ini juga cukup unik. Padi meluncurkan album terbaru mereka dengan tampil menyanyi di atas geladak KRI Teluk Mandar 514 yang berlayar perlahan di perairan Teluk Jakarta, Senin 12 November 2007. Peluncuran album di atas kapal ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Walau pada awalnya hanya ingin unik dari launching album secara konvensional, namun Padi kali ini memberikan isyarat kepada kita untuk selalu ingat bahwa negeri ini adalah negeri maritim dengan kekayaan dan keindahan laut yang dimiliki. Selain itu, Cover album Tak Hanya Diam mewakili tema dari album ini, cover yang berbentuk titik-titik saling berhubungan yang mencerminkan adanya saling sinergi satu sama lain didasari saling komunikasi untuk saling mengisi dalam damai. Di album ini juga terlihat keberanian Rindra (bass) dan Piyu (gitar) tampil sebagai vokalis di lagu "Belum Terlambat" dan "Jangan Datang Malam Ini 2.3 Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa itu merupakan bahasa yang dipakai dalam karangan, sifatnya mewakili perasaan dan pikiran dari penulis atau pengarang yang berbentuk tulisan/lisan. Dalam menyampaikan perasaan dan pikiran yang tertuang dalam gaya bahasa ini akan lebih terasa/menyentuh hati bila dalam memilih bahasanya itu hati-hati dan harus sesuai dengan maknanya. Karena memakai gaya bahasa yang berlebihan maknanya menjadi tidak jelas dan tidak sesuai. 2.4 Macam Gaya Bahasa Dilihat dalam bahasa Indonesia, gaya bahasa itu dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah: 1) Gaya bahasa perulangan/repetisi. 2) Gaya bahasa pertentangan. 3) Gaya bahasa pertautan. 4) Gaya bahasa perbandingan. 2.4.1 Gaya Bahasa Perulangan/Repetisi Gaya bahasa perulangan, yaitu dengan mengungkapkan hal secara berulang-ulang. Contoh: Tuhan, kusebut nama-Mu, Tuhan dalam sedih, dalam perih. 2.4.2 Gaya Bahasa Pertentangan Dalam gaya bahasa pertentang ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) Ironi ialah suatu gaya bahasa yang menyatakan sindiran dan sifatnya sangat halus. Contoh: Hampir saja anda terlambat. hambur-hamburkan uangmu agar menjadi jutawan. 2) Hiperbola ialah suatu gaya bahasa yang mengandung arti atau pernyataan yang sifatnya berlebih-lebihan. contoh: Ketika mendengar pernyataan itu, ia terkejut sampai pingsan. Ketika mendengar berita itu, mereka terkejut setengah mati. 3) Litotes ialah suatu gaya bahasa yang menyatakan tentang ungkapan/pengungkapan sesuatu yang sifatnya positif dengan sifat negative. contoh: Jika kamu mau, tidurlah digubuk kecilku. Bila anda tidak keberatan, mampirlah ke gubuk sesekku. 2.4.3 Gaya Bahasa Pertautan Dalam gaya bahasa pertautan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) Sinekdoke, yaitu majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai pengganti keseluruhan. Contoh: Pihak sekolah terpaksa mengeluarkan anak yang nakal itu. 2) Metonimia, yaitu majas yang berupa pemakaian nama cirri atau nama hal yang dihubungkan dengan orang, barang atau hal. Contoh: Presiden Indonesia yang dimaksud adalah Presiden Susilo Bambang Yudoyono. 2.4.4 Gaya Bahasa Perbandingan Dalam gaya bahasa perbandingan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) Metafora ialah gaya bahasa perbandingan yang terdiri dari dua hal yang berbeda dan harus tersusun secara rapi, singkat juga padat (perumpamaan langsung, sesuatu yang mempunyai kesamaan kesejajaran. Contoh: Dewi malam itu tersenyum manja Raja siang itu baru bangun 2) Perumpamaan ialah suatu perbandingan yang terdiri dari sua hal yang berlainan, tetapi dinyatakan sama. Contoh: Bagai harimau pulang kelaparan. Seperti menyulam dikain yang lapuk. 3) Alegori ialah suatu cerita yang digunakan sebagai lambang yang sifatnya mendidik atau menerangkan sesuatu hal. Contoh: Anjing dengan kucing 4) Personifikasi ialah suatu jenis gaya bahasa yang menerapkan sifat-sifat manusia dengan benda yang tak bernyawa. Contoh: Kerbau merintih minta makan. Burung berlari-lari di angkasa. 5) Antilesis ialah suatu jenis gaya bahasa yang mengandakan perbandingan dengan dua kata yang artinya berlawanan. contoh: Semua fitnahan temannya dibalas dengan budi bahasa yang baik. 2.5 Hipotesis Dalam lirik lagu Grup Band “Padi” terdapat banyak gaya bahasa (majas) didalamnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam laporan hasil penelitian yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” ini adalah bulan September-Oktober 2010 dan tempat penelitian laporan hasil penelitian adalah di Laboratoriun Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Negeri 2 Modo. 3.2 Metode dan Rancangan Penelitian BAB IV PEMBAHASAN 3.1 Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lagu “Mahadewi” MAHADEWI Hamparan langit maha sempurna bertahta bintang-bintang angkasa Namun satu bintang yang berpijar teriuntai turun menyapa aku Ada tutur kata terucap, ada damai yang kurasakan Bila sinarnya sentuh wajahku, kepedihanku terhapuskan Alam raya pun semua tersenyum, menunduk dan memuja hadirnya Terpukau aku menatapnya, aku merasa mengenal dia, tapi ada entah di mana, hanya hatiku mampu menjawabnya Mahadewi resapkan nilainya, pencarianku usai sudah Mahadewi resapkan nilainya, Mahadewi tercipta untukku 3.1.1 Gaya Bahasa Perulangan Gaya bahasa perulangan, yaitu dengan mengungkapkan hal secara berulang-ulang. Gaya bahasa perulangan dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: 1) Ada tutur kata terucap, ada damai yang kurasakan. 2) Mahadewi resapkan nilainya, Mahadewi tercipta untukku 3.1.2 Gaya Bahasa Pertentangan Hiperbola ialah suatu gaya bahasa yang mengandung arti atau pernyataan yang sifatnya berlebih-lebihan. Gaya bahasa hiperbola dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: 1) Alam raya pun semua tersenyum, menunduk dam memuja hadirnya. 2) Hamparan langit maha sempurna bertahta bintang-bintang angkasa 3.1.3 Gaya Bahasa Pertautan Metonimia, yaitu majas yang berupa pemakaian nama cirri atau nama hal yang dihubungkan dengan orang, barang atau hal. Gaya bahasa metonimia dalam lagu “Mahadewi” adalah: Mahadewi resapkan nilainya yang dimaksud mahadewi adalah kekasih hati, orang yang dicintai, 3.1.4 Gaya Bahasa Perbandingan Metafora ialah gaya bahasa perbandingan yang terdiri dari dua hal yang berbeda dan harus tersusun secara rapi, singkat juga padat (perumpamaan langsung, sesuatu yang mempunyai kesamaan kesejajaran. Gaya bahasa metafora dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: 1) Hamparan langit maha sempurna bertahta bintang-bintang angkasa 2) Ada tutur kata terucap, ada damai yang kurasakan 3) Mahadewi resapkan nilainya Personifikasi ialah suatu jenis gaya bahasa yang menerapkan sifat-sifat manusia dengan benda yang tak bernyawa. Gaya bahasa personifikasi dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: 1) Bila sinarnya sentuh wajahku, kepedihanku terhapuskan 2) Alam raya pun semua tersenyum 3) Namun satu bintang yang berpijar teriuntai turun menyapa aku 3.2 Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lagu “Kais Tak Sampai” Kasih Tak Sampai Indah terasa indah Bila kita terbuai dalam alunan cinta Sedapatmu mungkin terciptakan rasa keinginan saling memiliki Namun bila itu semua dapat terwujud dalam satu ikatan cinta Tak semudah seperti yang pernah terjadi meredupkan perasaan kita Tetaplah menjadi bintang di langit Agar cinta kita akan abadi biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini Agar menjadi saksi cinta kita berdua….berdua Sudah….lambat sudah, ini semua harus berakhir Mungkin inilah jalan yang terbaik dan kita meski relakan kenyataan ini 3.2.1 Gaya Bahasa Perulangan Gaya bahasa perulangan yaitu dengan mengungkapkan hal secara berulang-ulang. Gaya bahasa perulangan dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah antara lain: 1) Indah terasa indah 2) Sudah….lambat sudah, ini semua harus berakhir 3) Agar menjadi saksi cinta kita berdua….berdua 3.2.2 Gaya Bahasa Pertentangan Ironi ialah suatu gaya bahasa yang menyatakan sindiran dan sifatnya sangat halus Gaya bahasa perulangan dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah: Tak semudah seperti yang pernah terjadi meredupkan perasaan kita Hiperbola ialah suatu gaya bahasa yang mengandung arti atau pernyataan yang sifatnya berlebih-lebihan. Gaya bahasa hiperbola dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah: Tetaplah menjadi bintang di langit Personifikasi ialah suatu jenis gaya bahasa yang menerapkan sifat-sifat manusia dengan benda yang tak bernyawa. Gaya bahasa personifikasi dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah antara lain: 1) biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini 2) meredupkan perasaan kita BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam makalah yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” dapat disimpulkan bahwa: 4.1.1 Gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu “Mahadewi” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi” antara lain: 1) Gaya Bahasa Perulangan Gaya bahasa perulangan, yaitu dengan mengungkapkan hal secara berulang-ulang. Gaya bahasa perulangan dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: Ada tutur kata terucap, ada damai yang kurasakan. Mahadewi resapkan nilainya, Mahadewi tercipta untukku 2) Gaya Bahasa Pertentangan Hiperbola ialah suatu gaya bahasa yang mengandung arti atau pernyataan yang sifatnya berlebih-lebihan. Gaya bahasa hiperbola dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: Alam raya pun semua tersenyum, menunduk dam memuja hadirnya. Hamparan langit maha sempurna bertahta bintang-bintang angkasa 3) Gaya Bahasa Pertautan Metonimia, yaitu majas yang berupa pemakaian nama cirri atau nama hal yang dihubungkan dengan orang, barang atau hal. Gaya bahasa metonimia dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: Mahadewi resapkan nilainya yang dimaksud mahadewi adalah kekasih hati, orang yang dicintai, 2) Gaya Bahasa Perbandingan Metafora ialah gaya bahasa perbandingan yang terdiri dari dua hal yang berbeda dan harus tersusun secara rapi, singkat juga padat (perumpamaan langsung, sesuatu yang mempunyai kesamaan kesejajaran. Gaya bahasa metafora dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: Hamparan langit maha sempurna bertahta bintang-bintang angkasa Ada tutur kata terucap, ada damai yang kurasakan Mahadewi resapkan nilainya Personifikasi ialah suatu jenis gaya bahasa yang menerapkan sifat-sifat manusia dengan benda yang tak bernyawa. Gaya bahasa personifikasi dalam lagu “Mahadewi” adalah antara lain: Bila sinarnya sentuh wajahku, kepedihanku terhapuskan Alam raya pun semua tersenyum Namun satu bintang yang berpijar teriuntai turun menyapa aku 4.1.2 Gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu “Kasih Tak Sampai” yang dinyanyikan oleh grup band “Padi”? 1) Gaya Bahasa Perulangan Gaya bahasa perulangan yaitu dengan mengungkapkan hal secara berulang-ulang. Gaya bahasa perulangan dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah antara lain: Indah terasa indah Sudah….lambat sudah, ini semua harus berakhir Agar menjadi saksi cinta kita berdua….berdua 2) Gaya Bahasa Pertentangan Ironi ialah suatu gaya bahasa yang menyatakan sindiran dan sifatnya sangat halus Gaya bahasa perulangan dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah antara lain: Tak semudah seperti yang pernah terjadi meredupkan perasaan kita Hiperbola ialah suatu gaya bahasa yang mengandung arti atau pernyataan yang sifatnya berlebih-lebihan. Gaya bahasa hiperbola dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah antara lain: Tetaplah menjadi bintang di langit 3) Personifikasi ialah suatu jenis gaya bahasa yang menerapkan sifat-sifat manusia dengan benda yang tak bernyawa. Gaya bahasa personifikasi dalam lagu “Kasih tak Sampai” adalah antara lain: biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini meredupkan perasaan kita 4.2 Saran Dalam makalah yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) dalam Lirik Lagu Grup Band Padi” mungkin terdapat banyak kekurangan oleh sebab itu, bagi pembaca khususnya kami sarankan untuk menambah ataupun mempebaiki makalah ini demi kesempurnaan makalah. Di samping itu perlu adanya pemahaman yang lebih baik tentang berbagai gaya bahasa yang ada. DAFTAR PUSTAKA Tim Pustaka Agung Harapan. 2005. Rangkuman Materi Penting Pintar Bahasa Indonesia Tata Bahasa, Pengetahuan Bahasa dan Kesusastraan. Surabaya: CV. Pustaka Harapan Surabaya Padi. 2001. Padi: Sesuatu yang Tertunda. Jakarta: Aguarius.